(All photos and images were taken from google)
Ini sebenarnya cuma untuk berbagi cerita mengenai kisah nyata kehidupan salah seorang teman yang tidak ingin disebutkan. Salah seorang teman yang memiliki iman dan kepercayaan yang sama denganku,yaitu Katolik,bahkan rasanya cerita ini menjadi "sentilan" untuk saya sendiri dalam kehidupan rohani.
Cerita pengalaman ini telah saya sadur ulang menggunakan bahasa saya sendiri dan diisesuaikan dengan kebutuhan,karena cerita ini akhirnya menjadi inspirasi untuk divisualisasikan dalam drama singkat di salah satu kegiatan komunitas saya.
Cerita ini juga semata-mata untuk berbagi,tidak memiliki unsur tersembunyi atau maksud menyinggung dari segi iman kepercayaan atau apa saja.
Apalah arti hidup tanpa berbagi dan tanpa memberi?
Izinkan saya berbagi cerita ini dalam konteks positif,sebagai pemeluk agama Katolik yang juga belum beriman. Selamat membaca !
Hidup Baru dalam Kristus
Aku adalah seorang pemuda Katolik yang tumbuh dan besar
dalam keluarga Katolik . Kehidupanku sangat sempurna. Bagiku aku sudah memiliki
semuanya. Mama,papa dan adik yang sangat mencintaiku. Aku tidak menyebut keluargaku
sangat harmonis,tetapi kami sangat saling mendukung dan aku selalu merasakan
semangat dan cinta mereka. Kami sekeluarga menghadiri ekaristi setiap hari
minggu dan berdoa bersama. Kedua orangtuaku sudah mengenalkanku dengan berbagai
doa,devosi serta tradisi-tradisi dalam gereja Katolik. Aku tahu akan semua hal
itu. Akupun percaya akan semua yang diajarkan padaku dengan berpikir bahwa
tidak ada lagi pilihan untukku mempelajari iman kepercayaan yang lain. Aku
dibaptis saat bayi,menerima komuni pertama,sakramen krisma yang dikatakan akan
menguatkan iman. Akupun berusaha setiap tahun menerima sakramen tobat. Berdoa
kepada Tuhan menjadi rutinitas bagiku.
Aku juga menempuh pendidikan di sekolah berbasis Katolik .Di
sekolah aku dikenal sebagai seorang yang senang bergaul dan berorganisasi
tetapi mampu mempertahankan nilai-nilaiku. Aku aktif dalam berbagai kegiatan
sekolah ,mengenal banyak teman bahkan terpilih menjadi ketua di berbagai
kegiatan sekolah dan klub kesenian. Aku menyadari bahwa aku dikenal banyak
orang dan menjadi siswa yang populer. Rasa bangga terhadap bakat dan pencapaian
yang aku miliki sangat besar. Perasaan dikenal oleh banyak orang membuatku
merasa sangat senang dan aman,aku menyukai menjadi pusat perhatian.
Keaktifanku di sekolah tidak sejalan dengan keaktifanku di
gereja. Masa kecilku tidak pernah menetap di suatu kota,aku harus
berpindah-pindah mengikuti orangtua yang berpindah sesuai tugas mereka. Hal
inilah yang membuat sehingga akupun tidak pernah diikutkan dengan kegiatan
dalam paroki atau pelayanan di kelompok gereja oleh orangtuaku. Sehingga
akhirnya ,kami menetap saat ini,akupun merasa terlalu dewasa untuk aktif dalam
kegiatan gereja. Hingga akhirnya aku masuk dalam sebuah kelompok
kategorial,akupun bertambah senang.Motivasi awalku untuk menambah teman
tercapai. Selanjutnya motivasiku untuk memperlihatkan bakat-bakatkupun semakin
terbuka lebar. Aku bertambah senang pada diriku ketika aku diberikan
tugas-tugas penting dalam beberapa kegiatan kelompok serta pelayanan dalam
perayaan ekaristi. “Wah,Tuhan memang mengerti kebutuhanku”,pikirku. Senang
rasanya bergabung di kelompok ini,teman bertambah,aku semakin populer dan ya
hitung-hitung aku sudah mulai aktif di gereja. Akupun berdoa semakin
sering,permohonanku semakin banyak.
Waktu berjalan dengan cepat dan aku hidup semakin bahagia
setiap harinya. Hingga suatu hari,kebahagiaanku mulai terusik. Keluargaku
semakin sibuk sehingga aku tak mendapatkan lagi perhatian yang selalu aku
inginkan dari mereka. Setiap minggu kami tetap pergi ke perayaan ekaristi
bersama,tetapi tak ada lagi kehangatan itu. Mungkin kami terlalu sibuk dengan kegiatan sendiri sehingga kamipun
tidak tau apa yang harus kami diskusikan bersama. Kami duduk bersama,tetapi
hati dan pikiran kami berada dalam dunia kesibukan di luar sana. Rasanya mereka
adalah orang yang berbeda ,bukan orang-orang yang dulu kukenal.
Dengan berkurangnya perhatian yang aku dapatkan dan
ketidakmampuan aku menjadi bintang di rumah mengakibatkan aku menjadi lebih
aktif di sekolah. Tetapi hal ini tidak membawa hal yang baik bagiku,malah aku
mulai sering berselisihpaham dengan teman sesama organisasiku. Mereka sering
berpendapat bahwa diriku selalu mendominasi pertemuan dan tidak ingin
bekerjasama dengan yang lain. Teman-temanku yang lainpun merasa bahwa aku bukan
seorang yang menyenangkan lagi. Kuakui aku semakin menjadi pemarah dan
ambisius. Sekolah tidak lagi menjadi tempat yang asyik bagiku sehingga aku
akhirnya mendapatkan nilai-nilai yang buruk dalam pelajaranku.
Kekesalanku terhadap diriku yang berubah ini juga terbawa
dalam keaktifanku di kelompok gereja. Aku merasa seperti kekuatan superku
hilang. teman-temanku dalam kelompok di gereja menyadari hal ini dan merekapun
memperlakukanku berbeda. Aku merasa sangat tidak diperhatikan lagi dan dengan
banyaknya kejadian yang tidak sesuai keinginanku,semangatku untuk melakukan
tugas-tugas di gerejapun memudar. Aku melayani namun setengah hati ,aku datang
terlambat,tidak berlatih dengan baik bahkan aku sering tidak mau melakukan
tugasku. Namun,satu hal yang aku heran. Mengapa aku tetap diberi kesempatan
untuk bertugas? Bukankah kekuatan superku sudah hilang? Seketika aku bertanya
dalam hatiku dan memutuskan untuk berdoa di malam itu. “Tuhan,siapakah aku
sehingga aku masih diberi kesempatan ini?”
Tiba saatnya aku mengikuti ret-ret yang diadakan kelompok
kami dan aku diberi petunjuk atas pertanyaanku “ Siapa yang ada di dalam
Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang
baru sudah datang. “ (2 Korintus 5:17) seketika aku berpikir. Apakah aku sudah
menjadi ciptaan yang baru di dalam Kristus?
Aku mulai mencari jawaban dengan membaca buku yang disarankan oleh teman
dalam kelompok gereja, berkonsultasi kepada pastor juga sering bertukar
pendapat dengan teman-teman yang lain. Akupun menyadari bahwa ke-aku-anku yang
menjadi jawabannya. Hidupku hanya untuk menyenangkanku. Padahal,siapakah aku
ini sehingga aku berhak atas hidupku? Hidupku adalah pemberian Allah sehingga
hidupku seharusnya untuk menyenangkanNya. Permohonanku kepada Tuhan dalam doaku
adalah aku harus menang dalam lomba atau aku harus bagus dalam pelayananku.
Sekarang ketika aku kehilangan diriku sendiri,aku merasa tidak ada lagi yang
bisa kubanggakan.Aku ingin hidup yang baru di dalam Kristus yang memilikiku.
Hidup baru dalam Kristus adalah ketika kita mengasihi Allah dengan segenap hati
kita, membiarkan Tuhan mengambil alih pimpinan hidup kita yang berujung kepada
hidup yang diberkati, hidup yang membawa damai sejahtera, baik dalam keluarga
maupun bagi orang lain.
Hidup baru dalam Kristus adalah belajar untuk mempercayakan
kehidupan kita sepenuhnya dalam gengaman Tuhan, dalam kasih sayang Tuhan, dan
memiliki suatu hubungan yang mesra, yang intim, bersama Tuhan setiap hari.
Belajar taat untuk mengikuti Tuhan, mengikuti kehendakNya, rindu untuk
mendengar suara Tuhan pada setiap saat dalam hidup kita. Sikap baru yang
mencari kehendak Allah dalam hidup kita, mendahulukan apa yang Tuhan inginkan
dari pada keinginan kita sendiri, serta memandang orang lain sebagai bagian
dari ciptaan Tuhan yang dikasihi Tuhan, seperti kita sendiri dikasihiNya. Mengasihi
Tuhan juga berarti tidak ada tuhan lain dalam kehidupan kita sehari-hari, tidak
ada idola-idola lain yang kita sembah, atau kita utamakan, termasuk keinginan
untuk mengejar uang dan kekuasaan sebagai pegangan hidup kita yang menggantikan
Tuhan
Kini aku menyadari betapa aku sungguh mengidolakan diriku
sendiri. Aku disadarkan akan sikapku yang hanya mementingkan diri sendiri,
sikap yang hanya berpusat pada diri sendiri, kebutuhan diri sendiri. Dulu aku
berdoa ketika aku selalu ingin menampilkan diriku dengan bakat-bakatku dengan
memulai doaku dengan deretan permohanan dan keinginanku sebagai rutinitas.
Namun sekarang aku datang padaNya dengan percaya bahwa bukan keinginanku yang
terbaik,melainkan keinginan Kristus sendiri. Aku populer bukan karena diriku
yang hebat,melainkan karena Bapaku di surga yang hebat memberikanku semua bakat
ini dengan gratis.Maka kini setiap orang yang memujiku aku mengembalikannya
kepadaNya dengan bersyukur dan berterima kasih kepada Bapa,sebab semua berasal
dari Kristus sendiri. Hidupku tak lagi berpusat pada perhatian yang aku
dapatkan dan tak lagi kuhakimi dengan pemikiranku sendiri. Aku lebih memahami
kesibukan keluarga dan berusaha mencari waktu yang tepat untuk kami sekeluarga
berkumpul bersama. Kami semakin saling
mencintai malah kesibukan kami membawa cerita yang baru untuk dibahas bersama
dalam keluarga.
Akupun akhirnya masuk dalam universitas yang kuinginkan dan
selalu berusaha mendapatkan nilai yang baik dalam setiap mata kuliahku. Aku
tidak lagi mengejar kepopuleran dalam lingkungan kampusku.Di saat yang lain aku
berusaha menjalin kembali hubunganku dengan beberapa temanku yang sudah lama
retak dengan terlebih dahulu mengampuni kesalahan mereka dalam hatiku dan
kuputuskan untuk menghubungi mereka duluan.
Begitupula dengan kegiatanku di kelompok gereja,motivasi
awalku untuk bergabung dalam kelompok ini hilanglah sudah. Aku merasa Kristus
sendirilah yang memilihku untuk bergabung dan sudah sepatutnya aku melayani
dengan sepenuh hati. Aku merasa beruntung untuk menjawab panggilan itu yang
akhirnya mempertemukanku dengan teman-teman yang dituntun oleh Bapa untuk
membantuku menjawab pertanyaan-pertanyaanku slama ini. Semuanya terasa lebih
menyenangkan bagiku berjalan bersama Kristus. Walaupun tidak mudah, kehidupanku
menemui masalah-masalah baru namun aku selalu berserah dan mengambil pelajaran
baru untuk kucatat dalam hatiku. Walaupun kadang aku lelah akan betapa banyak
yang harus kulakukan tetapi kini aku yakin bahwa hidupku telah menjadi milikNya
,hidupku bukan aku lagi sebab hidupku telah baru di dalam Kristus.
Terima kasih sudah membacanya.
Semoga berkatNya selalu menyertai kehidupan kita
Salam kasih,
- Aku -
8 comments:
wah, aku merinding membaca kisah temanmu. Semua masalah yang datang, dibalik semua itu pasti ada pelangi. Ternyata Tuhan menyadarkan temanmu untuk tidak mengidolakan dirinya.
Iya. pastinya Tuhan sudah ngatur yang paling indah ^^
makasih,bebe....
Boleh Ijin kopas utk sbg cerpen dan renungan ga??
terimakasih :) GBU
Boleh, Fransiska. Thank you sudah membacanya ya. God bless
you always:)
☺
☺
Ijin copas untuk buletin di komunitas saya ya. Thx you. Gbu
ijin kopas boleh gak, untuk materi mentoring bersama
Post a Comment